Menu
Moh. Kurdi

BUDIDAYA TEMBAKAU


Tembakau adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani di Madura, selain merupakan tanaman yang khas, tanaman tembakau memiliki pertumbuhan yang baik dan harga jual yang tinggi sehingga diminati oleh para petani di Madura. Diakui ataupun tidak telah menjadi penyumbang tanaman yang tidak bisa disepelekan. Karena tembakau yang dilahirkan dari rahim tanah Madura telah membuktikan sebagai salah satu tembakau yang sangat bernilai.
Budidaya tanaman tembakau selama ini masih menggunakan cara lama dan Turun temurun serta Belum menggunakan teknis tang moderen, misalnya dengan program khusus budidaya tanaman yang terbaru serta tidak menggunakan teknik tembakau bawah naungan. Hal ini disadari memang masi membutuhkan banyak sosialisari dan modal yang cukup banyak bagi petani, Namur diharapkan dengan adanya penyuluhan dan sosialisasi program budidaya tanaman yang terbaru diharapkan dapat meningkatkan koalitas dan cuantiĆ­tas tembakau madura sehingga pendapatan petani semakin meningkat.

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI TEMBAKAU MADURA
Berdasarkan isu pembangunan pertanian untuk mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi, pemerintah telah menetapkan visi pembangunan pertanian yakni terwujudnya masyarakat petani yang sejahtera melalui pembangunan sitem agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan (Jabal Tarik Ibrahim 2000). Usaha yang cukup potensial di Kabupaten Pamekasan adalah tembakau. Tembakau bagi petani di Madura merupakan tanaman bergengsi, tanaman primadona dan kesenangan yang dapat memberikan harapan keuntungan yang besar atau merupakan sumber pendapatan yang cukup potensial bagi petani. Isdijoso et al 1998, menerangkan bahwa hasil usahatani tembakau Madura dapat menyumbang sebesar 60 % – 80 % terhadap total pendapatan petani.
Demikian juga keberhasilan usahatani tembakau sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di Madura. Sebagai illustrasi pada musim tembakau tahun 2003 dengan produksi 18.391 ton rajangan kering dan harga rata – rata Rp. 20.370,- maka uang yang beredar dari perdagangan tembakau sebesar Rp. 374.624.670.000,-. Dampak lain terhadap perekonomian apabila panen tembakau yaitu banyak masyarakat membangun rumah, laku kerasnya penjualan kendaraan bermotor dan perhiasan emas, banyak petani menunaikan ibadah haji, memperlancar pembayaran PBB dan sebagainya. Dari segi sosial, jumlah petani yang menanam tembakau sebanyak 95.895 KK dan tenaga kerja yang terserap dalam budidaya tembakau sebanyak 287.685 orang(Anonymus, 2004).
Berlatar belakang kondisi sebagaimana dipaparkan diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan Analisis komparasi usahatani tembakau Madura yang ditanam di lahan gunung (tembakau gunung), yang ditanam di lahan tegal (tembakau tegal) dan yang ditanam di lahan sawah (tembakau sawah) di kabupaten Pamekasan, mengenai perbedaan usaha tani tembakau Madura di lahan tegal, gunung dan sawah, serta perbandingan efisiensi usaha tani tembakau Madura di lahan gunung dibandingkan dengan di lahan tegal dan sawah. Penelitian dilaksanakan di desa Prekbun kecamatan Pademawu yang mewakili tembakau lahan sawah, desa Ponteh kecamatan Galis yang mewakili tembakau lahan tegal dan desa Palalang kematan Pakong yang mewakili tembakau lahan gunung. Penelitian menggunakan metode survei dengan penentuan lokasi secara purposive dan pengambilan sampel secara acak. Hssil penelitian disusun secara deskriptif dan tabulasi yang dilanjutkan analisis usahatani dan uji t untuk mengetahui tingkat perbedaan biaya produksi, penerimaan dan keuntungan masing masing jenis lahan. Lahan sawah digunakan untuk berusatani tembakau (100%), sedang pada lahan tegal hanya (60%) dan lahan gunung hanya mencapai (50%).
Usahatani tembakau pada karakteristik lahan yang berbeda memberikan perbedaan yang sangat nyata terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh petani P<0.01. tembakau mempunyai keuntungan paling tinggi yaitu Rp 9.449.136 atau 2,8 kali keuntungan tembakau sawah dan 1,22 kali tembakau tegal. Sedang tingkat keuntungan tembakau tegal mencapai Rp 7.776.988 atau 2,31 kali tembakau sawah yang hanya mencapai tingkat keuntungan Rp 3.367.879. Ada perbedaan biaya produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani tembakau di lahan gunung, tegal dan gunung. Perbedaan tingkat biaya produksi usahatani tembakau sawah (Rp. 13.776.310,-) paling tinggi diikuti tegal (Rp. 13.594.368,-) dan gunung (Rp. 7.821.089,-) sangat nyata pada tingkat kepercayaan 0,01 (P<0,01). Perbedaan tingkat penerimaan usahatani tembakau sawah dengan tegal, tegal dengan gunung sangat nyata pada tingkat kepercayaan 0,01 (P<0,01), sedang pada sawah dengan gunung tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 (P<0,05) Tingkat penerimaan usahatani tembakau tegal paling tinggi yaitu (Rp. 21.469.343,-) diikuti tembakau gunung (Rp. 17.576.600,-) dan tembakau sawah (Rp. 17.151.000,-) Tingkat perbedaan keuntungan usahatani tembakau Gunung paling tinggi yaitu (Rp. 9.755.511,-) diikuti tembakau tegal (Rp. 7.874.976,-) dan tembakau sawah (Rp. 3.374.690,-) yang sangat nyata dengan tingkat kepercayaan 0,01 (P<0,01). Usahatani tembakau pada lahan gunung paling efisien (R/C ratio = 2,21) yang diikuti tembakau tegal (R/C ratio =1,59) dan tembakau sawah (R/C ratio = 1,25).

Tidak ada komentar