Tembakau adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani di Madura, selain merupakan tanaman yang khas, tanaman tembakau memiliki pertumbuhan yang baik dan harga jual yang tinggi sehingga diminati oleh para petani di Madura. Diakui ataupun tidak telah menjadi penyumbang tanaman yang tidak bisa disepelekan. Karena tembakau yang dilahirkan dari rahim tanah Madura telah membuktikan sebagai salah satu tembakau yang sangat bernilai.
Budidaya tanaman tembakau selama ini
masih menggunakan cara lama dan Turun temurun serta Belum menggunakan teknis
tang moderen, misalnya dengan program khusus budidaya tanaman yang terbaru
serta tidak menggunakan teknik tembakau bawah naungan. Hal ini disadari memang
masi membutuhkan banyak sosialisari dan modal yang cukup banyak bagi petani,
Namur diharapkan dengan adanya penyuluhan dan sosialisasi program budidaya
tanaman yang terbaru diharapkan dapat meningkatkan koalitas dan cuantiĆtas
tembakau madura sehingga pendapatan petani semakin meningkat.
ANALISIS KOMPARASI USAHATANI
TEMBAKAU MADURA
Berdasarkan isu pembangunan
pertanian untuk mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi,
pemerintah telah menetapkan visi pembangunan pertanian yakni terwujudnya
masyarakat petani yang sejahtera melalui pembangunan sitem agribisnis yang
berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan (Jabal Tarik Ibrahim 2000).
Usaha yang cukup potensial di Kabupaten Pamekasan adalah tembakau. Tembakau
bagi petani di Madura merupakan tanaman bergengsi, tanaman primadona dan
kesenangan yang dapat memberikan harapan keuntungan yang besar atau merupakan
sumber pendapatan yang cukup potensial bagi petani. Isdijoso et al 1998,
menerangkan bahwa hasil usahatani tembakau Madura dapat menyumbang sebesar 60 %
– 80 % terhadap total pendapatan petani.
Demikian juga keberhasilan usahatani
tembakau sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di Madura.
Sebagai illustrasi pada musim tembakau tahun 2003 dengan produksi 18.391 ton
rajangan kering dan harga rata – rata Rp. 20.370,- maka uang yang beredar dari
perdagangan tembakau sebesar Rp. 374.624.670.000,-. Dampak lain terhadap
perekonomian apabila panen tembakau yaitu banyak masyarakat membangun rumah,
laku kerasnya penjualan kendaraan bermotor dan perhiasan emas, banyak petani
menunaikan ibadah haji, memperlancar pembayaran PBB dan sebagainya. Dari segi
sosial, jumlah petani yang menanam tembakau sebanyak 95.895 KK dan tenaga kerja
yang terserap dalam budidaya tembakau sebanyak 287.685 orang(Anonymus, 2004).
Berlatar belakang kondisi
sebagaimana dipaparkan diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan Analisis
komparasi usahatani tembakau Madura yang ditanam di lahan gunung (tembakau
gunung), yang ditanam di lahan tegal (tembakau tegal) dan yang ditanam di lahan
sawah (tembakau sawah) di kabupaten Pamekasan, mengenai perbedaan usaha tani
tembakau Madura di lahan tegal, gunung dan sawah, serta perbandingan efisiensi
usaha tani tembakau Madura di lahan gunung dibandingkan dengan di lahan tegal
dan sawah. Penelitian dilaksanakan di desa Prekbun kecamatan Pademawu yang
mewakili tembakau lahan sawah, desa Ponteh kecamatan Galis yang mewakili
tembakau lahan tegal dan desa Palalang kematan Pakong yang mewakili tembakau
lahan gunung. Penelitian menggunakan metode survei dengan penentuan lokasi
secara purposive dan pengambilan sampel secara acak. Hssil penelitian disusun
secara deskriptif dan tabulasi yang dilanjutkan analisis usahatani dan uji t
untuk mengetahui tingkat perbedaan biaya produksi, penerimaan dan keuntungan
masing masing jenis lahan. Lahan sawah digunakan untuk berusatani tembakau
(100%), sedang pada lahan tegal hanya (60%) dan lahan gunung hanya mencapai
(50%).
Usahatani tembakau pada
karakteristik lahan yang berbeda memberikan perbedaan yang sangat nyata terhadap
tingkat keuntungan yang diperoleh petani P<0.01. tembakau mempunyai
keuntungan paling tinggi yaitu Rp 9.449.136 atau 2,8 kali keuntungan tembakau
sawah dan 1,22 kali tembakau tegal. Sedang tingkat keuntungan tembakau tegal
mencapai Rp 7.776.988 atau 2,31 kali tembakau sawah yang hanya mencapai tingkat
keuntungan Rp 3.367.879. Ada perbedaan biaya produksi, penerimaan dan
pendapatan usahatani tembakau di lahan gunung, tegal dan gunung. Perbedaan
tingkat biaya produksi usahatani tembakau sawah (Rp. 13.776.310,-) paling
tinggi diikuti tegal (Rp. 13.594.368,-) dan gunung (Rp. 7.821.089,-) sangat
nyata pada tingkat kepercayaan 0,01 (P<0,01). Perbedaan tingkat penerimaan
usahatani tembakau sawah dengan tegal, tegal dengan gunung sangat nyata pada
tingkat kepercayaan 0,01 (P<0,01), sedang pada sawah dengan gunung tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata pada tingkat kepercayaan 0,05 (P<0,05)
Tingkat penerimaan usahatani tembakau tegal paling tinggi yaitu (Rp.
21.469.343,-) diikuti tembakau gunung (Rp. 17.576.600,-) dan tembakau sawah
(Rp. 17.151.000,-) Tingkat perbedaan keuntungan usahatani tembakau Gunung
paling tinggi yaitu (Rp. 9.755.511,-) diikuti tembakau tegal (Rp. 7.874.976,-)
dan tembakau sawah (Rp. 3.374.690,-) yang sangat nyata dengan tingkat kepercayaan
0,01 (P<0,01). Usahatani tembakau pada lahan gunung paling efisien (R/C
ratio = 2,21) yang diikuti tembakau tegal (R/C ratio =1,59) dan tembakau sawah
(R/C ratio = 1,25).
Tidak ada komentar